Seninku, seninmu

image

Selamat senin, langit.
Kabarmu terhembus hebat hingga pucuk semesta.
Siapa gerangan yang melukis durjana di biru muda yang seharusnya cetar membahana?
Ceritakan padaku, betapa kita masih sangat bisa bertukar cerita.
Ya, tentu. Tentang pelangi sore yang sering kau rekam senyumnya sembunyi-sembunyi, dalam hati. Tentang kekagumanmu pada bumi yang kian menua. Ah, ketertarikanmu yang terakhir sempat membuat dahiku berkenyit. Betapa tidak, kau seperti sedang mengagumi seorang nenek berusia ratusan milyar tahun yang renta. Diantara keganjilan yang tumbuh satu persatu darimu masih terus berhasil membuatku terkesima.
Sudah menghirup embun pagi ini? Dingin kan? Ia bermandikan hujan, ya persis seperti yang sering kau ceritakan.
Selamat senin, langit. Semoga tak ada kebosanan mendengar sapaan demikian dariku.
Kepadamu, lidahku selalu kelu.
Kepadamu, aku hanya mampu berkata itu.

***
#SebulanMenulis

Tinggalkan komentar